By Interlace Studies Bali
Banyak anak muda Indonesia bermimpi untuk bisa merasakan hidup di luar negeri. Bukan hanya sekadar liburan, tapi juga merasakan pengalaman bekerja, mengenal budaya baru, sekaligus membangun jaringan internasional. Nah, salah satu cara yang bisa membuka jalan ke sana adalah lewat Working Holiday Visa (WHV). Visa ini menawarkan kesempatan untuk kerja sambil liburan di luar negeri. Australia, Kanada, Jepang, Korea Selatan, hingga Selandia Baru termasuk negara populer tujuan WHV. Tapi, sebelum memutuskan ikut program ini, penting untuk mengenal sisi positif dan tantangan yang mungkin dihadapi.
Working Holiday Visa adalah visa khusus yang memungkinkan pemegangnya untuk tinggal sementara di suatu negara (biasanya 6–12 bulan), dengan hak untuk bekerja secara legal sambil berlibur.
Konsepnya sederhana: kamu bisa mendanai perjalananmu dengan bekerja di negara tujuan. Jadi, bukan hanya jadi turis yang menghabiskan tabungan, tapi juga jadi pekerja muda yang menambah pengalaman hidup.
Contoh paling populer adalah WHV Australia, yang setiap tahun membuka kuota terbatas untuk warga Indonesia berusia 18–30 tahun. Program ini sering jadi incaran karena menawarkan banyak peluang kerja, mulai dari sektor pertanian, hospitality, hingga retail.
Inilah daya tarik utama WHV. Kamu bisa bekerja untuk membiayai hidup sekaligus jalan-jalan menjelajahi destinasi impian. Misalnya, pagi kerja di kafe, akhir pekan bisa eksplorasi pantai, gunung, atau kota besar di negara tersebut.
WHV bukan sekadar soal uang. Kamu akan mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan orang dari berbagai negara, belajar bahasa, hingga memahami budaya kerja yang berbeda. Semua ini jadi nilai plus besar untuk CV dan kariermu.
Beda dengan visa kerja biasa, WHV jauh lebih fleksibel. Kamu bisa mencoba berbagai jenis pekerjaan paruh waktu atau musiman. Bahkan, banyak pemegang WHV yang sengaja berpindah kota supaya bisa sekalian jalan-jalan.
Beberapa negara, seperti Australia, memberikan kesempatan untuk memperpanjang WHV jika kamu memenuhi syarat tertentu. Misalnya, bekerja di sektor pertanian atau di daerah regional selama periode tertentu bisa membuatmu eligible untuk WHV kedua atau bahkan ketiga.
Karena ada penghasilan dari kerja, biaya hidup selama di luar negeri tidak sepenuhnya bergantung pada tabungan. Untuk sebagian orang, ini jadi cara paling realistis untuk bisa tinggal di luar negeri tanpa harus "membakar" banyak uang pribadi.
WHV bukan berarti bebas kerja di mana saja. Ada aturan ketat, misalnya di Australia kamu hanya boleh bekerja maksimal 6 bulan di satu perusahaan. Beberapa pekerjaan juga dibatasi hanya untuk sektor tertentu.
Banyak pekerjaan WHV bersifat musiman atau dibayar berdasarkan hasil. Misalnya, pekerjaan di perkebunan yang dihitung berdasarkan jumlah buah yang dipetik. Kalau hasil panen sedikit atau kamu kurang cepat, penghasilan bisa jauh di bawah ekspektasi.
Untuk bisa apply WHV, kamu harus memenuhi persyaratan tertentu. Contoh: punya tabungan minimal AUD 5.000 (sekitar Rp50 juta), paspor dengan masa berlaku panjang, dan kadang surat rekomendasi dari pemerintah. Ini jelas butuh persiapan matang.
Program WHV punya kuota per tahun. Untuk Indonesia, kuotanya tidak banyak, sehingga peminat harus siap bersaing. Jika terlambat daftar, bisa saja kuota sudah penuh.
Tinggal di luar negeri tidak selalu seindah yang dibayangkan. Kamu harus siap menghadapi perbedaan budaya, bahasa, iklim, hingga kondisi kerja yang mungkin berat. Banyak pemegang WHV yang awalnya merasa “kaget” karena realita lebih keras daripada ekspektasi.
Riset negara tujuan dengan detail. Pahami peraturan WHV di negara tersebut.
Siapkan tabungan cukup. Jangan hanya modal pas-pasan, karena biaya awal bisa besar.
Bangun mental kerja keras. WHV sering identik dengan pekerjaan kasar dan fisik.
Cari komunitas. Banyak komunitas online WHV Indonesia yang bisa jadi sumber informasi dan dukungan.
Kelola ekspektasi. Jangan berharap hidup selalu indah; siap juga dengan tantangan.
Working Holiday Visa adalah peluang emas untuk anak muda Indonesia yang ingin merasakan hidup di luar negeri, bekerja sekaligus berlibur, serta menambah pengalaman internasional.Namun, WHV bukan untuk semua orang. Program ini penuh tantangan, mulai dari persyaratan administrasi, keterbatasan kerja, hingga kondisi hidup yang bisa jauh dari ekspektasi.Kalau kamu termasuk orang yang fleksibel, suka tantangan, dan siap kerja keras, WHV bisa jadi pengalaman hidup yang tak ternilai. Tapi, kalau hanya ingin liburan santai tanpa repot, mungkin jalur visa turis lebih cocok.
Pada akhirnya, WHV adalah tentang belajar keluar dari zona nyaman dan menemukan versi terbaik dirimu di negeri orang. 🌏✨
Jangan tunggu lagi! Hubungi Interlace Studies Bali sekarang untuk konsultasi GRATIS. Tim kami siap mendampingi Anda mulai dari penyusunan dokumen, perencanaan budget, hingga strategi hidup & kerja di Australia. Dengan bimbingan yang tepat, perjalanan WHV Anda akan jauh lebih lancar dan terarah.